Home » » Mycobacterium tuberculosis.

Mycobacterium tuberculosis.

Written By Unknown on Thursday, 11 April 2013 | 10:02




Tuberkulosis merupakan ancaman bertahun-tahun untuk penghuni nursing home. Frekuensi yang paling  tinggi kejadian infeksi  M. Tuberculosisterjadi pada populasi lansia, ditambah dengan karakteristik penurunan imunologi dari lansia tersebut yang menimbulkan tingkat yang lebih tinggi dari tuberkulosis di setting nursing home. Sebuah survei dari 15.379 kasus yang dilaporkan di 29 negara menunjukkan bahwa kejadian TB di beberapa penghuni nursing home adalah 39,2 kasus per 100.000 penduduk, dibanding dengan 21,5 kasus per 100.000 penduduk dengan populasi lansia yang tinggal di masyarakat.
Pasien yang mengalami kambuh kembali dan pasien yang aktif mengembangkan tuberkulosislosis setelah terpapar pada pasien dengan penyakit tb yang kambuh kembali merupakan sumber utama untuk penyebab meluasnya wabah. Karena banyak dari pasien lansia yang terinfeksi tidak menunjukkan fitur klasik infeksi tuberculosis, mungkin tetap belum diakui untuk jangka waktu yang lama yang mendukung transmisi.
Oleh karena itu, sejumlah wabah tuberkulosis yang melibatkan baik pasien dan staf telah dilaporkan. CDC telah menerbitkan pedoman khusus untuk pencegahan tuberculosis di Nursing home.
Pneumococci.
Sejak   tahun 1990, sepuluh laporan telah menjelaskan kejadian wabah Streptococcus pneumonia di Nursing home dan LTCFs. Kejadian ini sering terjadi dengan rendahnya tingkat vaksinasi pneumokokus. Resisten terhadapa berbagai obat-obatan darai S. Pneumoniaejuga dilaporkan menjadi penyebab wabah ini.
Yang terbesar melibatkan 100 tempat tidur di Nursing home,Oklahoma. Sebelas (13%) dari 84 warga aktif terinfeksi pneumonia, dan 3 warga tewas. Bahaya dari wabah ini, serotipe 23F, dipaparkan resistensi terhadap penisilin, b-laktam antibiotik, trimetho-formal-sulfametoksazol, eritromisin, klindamisin, dan tetra-cycline.
Agen penularan yang lain.
Tambahan laporan dari dokument Loeb dan rekan-rekanya melaporkan terjadinya wabah juga disebabkan oleh RSV, virus parainfluenza,  dan c. pneumoniae.
Kejadian wabah infeksi RSV di Nursing home berkisar antara 40% sampai 55%, dan spektrum dari penyakit ini ditandai dengan flu ringan sampai gangguan pernapasan mengancam nyawa. Komplikasi yang bervariasi terjadi pada setiap wabah: tingkat pneumonia, misalnya, telah berkisar dari 5% menjadi 67%, dan kasus-tingkat fatalitas telah berkisar antara 0% sampai 53%. Kejadian  wabah parainfluenza telah berkisar dari 20% menjadi 30%, dan 15% -45% dari penduduk yang terkena Aktif pneumonia, dalam satu laporan, tingkat fatalitas kasus adalah 16%. Dari catatan suatu laporan wabah parainfluenza berkembangkan di sepertiga stafyang memiliki tanggung jawab langsung untuk merawat pasien. Tingkat kejadian 3 wabah disebabkan oleh C. pneumonia di nursing home Ontario berkisar antara 44% sampai 68% di kalangan pasien, dan 34% di antara staf dari salah satu Nursing home. Dari 302 pasien yang terkena, 16 aktif terinfeksi pneumonia dan 6 meninggal.
Laporan tunggal mengidentifikasi 5 patogen lain saluran pernapasan yang menyebabkan wabah pada pasien nursing home: Chlamydia psittaci, Legionella pneumophila, rhinovirus, Haemophilus influenzaetype, dan Bordetella per-tussis.
Wabah dari Infeksi Saluran gastrointestinal (GI)
Meskipun jumlah tahunan wabah infeksi akibat patogen pencernaan di Nursing home AS tidak diketahui, laporan dari berbagai institusi kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa beberapa wabah GI sering terjadi. Pada tahun 1992, Departemen Kesehatan New York menerima 188 laporan wabah infeksi GI di Nursing home di negara bagian, yang mewakili 34,5% dari semua wabah tahun itu. Pejabat kesehatan masyarakat di Maryland melaporkan 868 wabah infeksi GI di 250 fasilitas nursing home selama periode Januari 1986 sampai Desember 2000. Dari tahun 1975 sampai 1987, CDC menyelediki 115 wabah penyakit bawaan makanan di nursing home yang terletak di 26 negara. Data serupa telah dilaporkan dari negara-negara Barat lainnya. Misalnya, 314 wabah infeksi GI terjadi di LTCFs  Inggris dan Wales selama periode 1992-1994.
Beberapa karakteristik lingkungan nursing home dan pasiennyamenjadi faktor  akuisisi dan transmisi infeksi pada GI. Umur meningkatkan kerentanan terkait kejadian achlorhydria, seperti halnya sering menggunakan agen antimikroba, yang membuat pasien rentan terhadap infeksi GI dan patogen enterik. Pasien dengan demensia, inkontinensia, dan gangguan perilaku dapat memungkinkan untuk menggunakan ruang dan fasilitas kamar mandi bersama-sama, hal ini mendukung untuk terjadi  transmisi patogen GI dari orang-ke-orang. Alat-alat kesehatan seperti  termometer rectal dan linen kotor dapat menularkan patogen GI dengan baik. Wabah bawaan makanan untuk sejumlah besar pasien dapat berasal dari tempat persiapan makanan, penyediaan dari diet makanan bubur, dan makan tabung warga. Hal ini menjadi faktor yang diperhitungkan untuk peningkatan kejadian wabah yang tinggi, yang telah melebihi 50% dari beberapa laporan.
Mayoritas (51%) dari kematian akibat penyakit diare terjadi pada lansia, dan 30% dari kematian terjadi pada lansia yang tinggal di  nursing home. Dalam CDC review wabah bawaan makanan di nursing home,  Levine dkk  melaporkan bahwa 4944 orang menjadi sakit, 213 rawat inap, dan 51 meninggal. Kasus-kasus ini hanya mewakili 2% dari semua wabah penyakit  dan rawat inap dan mewakili 19% dari kematian. Tingkat kasus kematian dari wabah penyakit diare di nursing home lebih besar 10 kali lipat dibanding setting kesehatan yang lain(1,0% vs 0,1%).
Viral agen.
Virus menyebabkan mayoritas wabah GI infeksi di nursing home. Pada periode 15-tahun dari Januari 1986 hingga Desember 2000, tampak bahwa virus menyumbang  97% dari 868 infeksi wabah GI di nursing home, Mary.  Tingkat kejadian berkisar antara 5% sampai 59% (Median, 27%) untuk pasien dan dari 0,6% menjadi 26% (median, 9%) untuk staf. Investigasi yang dilakukan di Australia, Inggris, Wales, dan Belanda serta di LTCFs melaporkan frekuensi tinggi wabah disebabkan oleh agen virus.
Penelitian terbaru telah menegaskan peran dominan yang dimainkan oleh virus Caliciviridaedan turunanya, virus dengan karakteristik bulat kecil-terstruktur dan termasuk Norwalk virus dan Norwalk-like virus (misalnya, Snow Mountain virus) [29, 32]. Analisis spesimen tinja diperoleh selama 20 wabah infeksi GI di Maryland keperawatan rumah yang terjadi pada musim dingin tahun 1987-1988 menunjukkan bahwa Norwalk-like virus memiliki peranan 80% untuk terjadinya wabah. Rotaviruses dan adenovirus enterik telah menyumbang beberapa wabah lainnya. Berbeda dengan wabah GI infeksi yang disebabkan oleh bakteri, wabah dari virus terjadi lebih sering selama musim dingin.
Salmonella species.
Patogen ini sering menjadi penyebab wabah infeksi GI dan mematikan  pada pasien di nursing home. Dalam review investigasi CDC antara tahun 1975 dan 1987, species  Salmonella menyumbang  20% dari wabah bawaan makanan dan hamper 75% kasus kematian yang terjadi di nursing home. Dalam ulasan ini, Salmonella serotype Enteriditis adalah penyebab paling umum dari wabah infeksi  Salmonella (26%), kasus (28%), dan kematian terkait (50%). Pada tahun 1970 wabah di sebuah nursing home Maryland disebabkan oleh yang serotipe jenis ini yang menginfeksi  72% dari penduduk/pasien dan 29% dari staf dan mengakibatkan 25 kasus kematian. Data surveilans CDC pada tahun 1993-1997 mengindikasikan bahwa serotype S.Enteriditis menyebabkan kematian paling umum pada wabah bawaan makanan, dan 40% dari kematian tersebut terjadi penghuni nursing home. Banyak jenis serotypes Salmonella menjadi faktor pada kejadian wabah di Nursing home.
Escherichia coli
Organisme ini juga menyebabkan wabah infeksi GI di nursing home dengan morbiditas yang signifikan dan kasus kematian yang tinggi. Wabah pada tahun 1985, 55 dari 169 pasien dan 18 staff jatuh sakit. 12 pasien  mengembangkan sindrom uremik hemolitik, dan 19 meninggal.
Wabah dimulai dari penanganan makanan yang tidak tepat dan hal ini menjadi faktor penularan dari orang-ke-orang. Pada tahun 1984,22 kasus diare berdarah akibat infeksi E. coli terjadi di 101 tempat tidur di sebuah nursing home Nebraska. Hamburger adalah kemungkinan sumber penyakit ini. 14 pasien dirawat inap, 1 orang mengalami hemolitik uremik syndrome, dan 4 meninggal.
Clostridium species.  
Clostridium difficile dan Clostridium perfringens telah menjadi penyebab wabah penyakit GI dan kematian di nursing home. Laporan tentang kolonisasi C.Difficile pada pasien di LTCFs berkisar dari 4% menjadi 20%, ketika wabah infeksi terjadi, dapat menjadi parah. Contohnya, wabah 1985 di Baltimore nursing home terjadi 49 kasus infeksi dan 19 kematian. Wabah ini berlangsung selama 7 bulan, meskipun lembaga perlindungan enterik telah membatasi penggunaan antimikroba, dan melukan pengobatan C. difficile untuk pasien dengan metronidazol.
Antara tahun 1975 dan 1987, CDC menyelidiki 6 wabah C.perfringensinfection di nursing home. Wabah ini terjadi pada 496 warga dan mengakibatkan 2 kematian. Salah penanganan makanan menyebabkan wabah C. perfringensinfection dalam LTCF Australia, yang menyebabkan penyakit pada 21 (55%) dari 38 warga yang mengkonsumsi diet makanan bubur.
Agen menular yang lain.
Antara tahun 1975 dan 1987 CDC menyelidiki, racun enterik  memproduksi strain dari Staphylococcus aureus pada 12 dari 63 kasus keracunan makanan yang terjadi di nursing home. Meskipun kurang umum, Shigella species, Campylobacter jejuni, Bacillus cereus, dan Aero-Monas hydrophila juga telah berperan pada wabah ini.
Laporan lain juga mengungkapakan bahwa agents parasit Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, dan Cryptosporidium parvumas juga menjadi penyebab wabah infeksi GI di nursing home, akan tetapi laporan ini masih sangat jarang.
Share this article :

Post a Comment